Ad image

Gubernur Dorong Percepatan Pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung

ciamisnews
ciamisnews

KOTA BANDUNG- Proyek kereta cepat Jakarta-Bandung menjadi salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) di Provinsi Jawa Barat yang nantinya terdapat empat stasiun pemberhentian dalam rute tersebut, yaitu Stasiun Halim, Karawang, Walini hingga Stasiun Tegalluar di Kabupaten Bandung.

Gubernur Jawa Barat, Mochamad Ridwan Kamil berharap, moda transportasi penghubung antara Stasiun Tegalluar ke pusat Kota Bandung dapat segera diputuskan oleh Kementerian Perhubungan Republik Indonesia dan PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC). 

“Satu hal yang masih belum diputuskan secara jelas (dalam proyek kereta cepat Jakarta-Bandung) adalah penghubung dari stasiun terakhir di Tegalluar menuju Kota Bandung. Apakah Light Rail Transit (LRT), harus segera diputuskan. Saya lihat dari Kemenhub dan KCIC belum fix memutuskan,” ucapnya.

Gubernur tidak ingin moda transportasi penghubung terlambat dibangun dan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat akan mendukung keputusan pemilihan moda transportasi terintegrasi yang akan dibangun selama memudahkan dan memberikan manfaat bagi masyarakat.

“Kami dukung keputusan pemilihan moda transportasinya dan kami doakan lancar. Apa pun itu (transportasi penghubungnya), waktu sudah mendesak dan saya mengajak mari segera putuskan pilihan yang paling rasional,” kata Gubernur, saat menjadi narasumber web seminar KCIC “Future Now Urbanities Lifestyle, Lebih Cepat Lebih Dekat” melalui konferensi video dari Gedung Pakuan, Kamis (15/10/2020).

Gubernur menjelsakan bahwa pembangunan jalur kereta cepat Jakarta-Bandung sepanjang 142,3 kilometer itu turut mendukung lahirnya tiga pusat pertumbuhan ekonomi baru di Jawa Barat, yakni Transit Oriented Development (TOD) alias pengembangan yang mengintegrasikan desain ruang kota untuk menyatukan orang, kegiatan, bangunan, dan ruang publik dengan konektivitas yang mudah di Karawang, Walini dan Tegalluar.

“Dengan kereta cepat, tiga pusat pertumbuhan baru akan lahir. Jadi jalur transportasi ini jangan dilihat hanya dari mewadahi kebutuhan volume pergerakan mobilitas eksisting, tapi juga jadi alasan melahirkan gagasan kota baru,” tuturnya.

Gubernur  menambahkan, dengan adanya kereta cepat ini masyarakat akan memiliki pilihan tempat tinggal selain di kawasan metropolitan Jabodetabek atau Bandung Raya karena TOD di area pusat kota baru Tegalluar, Walini atau Karawang akan menjadi pilihan karena di masa depan efektivitas bukan lagi mengenai jarak tetapi waktu.

“Kalau ditanya berapa jauh Jakarta-Bandung? Jawaban konvensional biasanya 130 kilometer, tetapi di masa depan jawabannya adalah 36 menit. Jadi waktu akan menjadi kata kunci baru dalam mempersepsikan sebuah jarak di masa depan,” imbuhnya. (Parno)

               

Share This Article
Leave a comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *