Mubaligh punya peran vital di masyarakat, dalam mensosialisasikan pilkada Ciamis 2013 dan perannya bisa sporadis. Demikian dikatakan ketua Forum Mubaligh Ciamis (FORMUCI) Ust. Rd. Dede Surachman Kartadiberata, saat acara buka bersama dan sosialisasi pilkada 2013, Sabtu (20/7/2013) di saung Nike Ardilla Imbanagara, Ciamis.
Dengan acara ini, lanjut Dede yang sekaligus ketua panitia penyelenggara acara buka bersama dan sosialisasi pilkada 2013, para mubaligh dapat mensosialisasikan pilkada kepada masyarakat Ciamis dengan proaktif, peduli dengan pilkada serta bisa menciptaka pilkada Ciamis 2013 kondusif.
Kegiatan dengan tema “Dengan spirit Ramadhan kita wujudkan pilkada Ciamis, 22 September 2013 kondusif, berkulitas, dan berahlakulkarimah” tersebut, dihadiri 115 mugaligh dari 11 kecamatan se-kab. Ciamis dengan menghadirkan pembicara Taufik Iskandar dari KPUD Ciamis, Kompol Mujiran Kapolsek Ciamis, dan Letnan satu Dedi Saefulloh Pasi Intel Kodim 0613, serta diisi tausiah oleh Ust Syarif Hidayat dengan tema “Beratnya pegang amanah”.
Dalam kesempatan tersebut, Taufik Iskandar yang mewakili ketua KPUD Ciamis menjelaskan tahapan-tahapan pilkada, dan mengharapkan para mubaligh bisa menyebar luaskan informasi dengan baik hingga tercipta pilkada Ciamis 2013 bermartabat.
Sementara itu Kompol Mujiran memaparkan tugas ulama dan umaro adalah membina dan mendidik, sementara TNI dan POLRI memilki kewajiban meniadakan gangguan kamtibmas dilingkungan. “Marilah menyadarkan masyarakat supaya kompak, bergotong royong, saling membantu dan tidak melakukan perbuatan melawan hukum,” ajaknya.
Berbicara tugas pokok TNI, Lettu Dedi Saefulloh mengatakan ada tiga yaitu menegakan kedaulatan negara RI, mempertahankan NKRI, dan melindungi segenap warga negara Indonesa. “Kita harus mewaspadai, memahami, dan menetralisir kerawanan konflik yang mungkin terjadi saat pilkada,” ujar Lettu Dedi, seraya menjelaskan kerawanan yang dimaksud antara lain, adanya selebaran black kampanye, terjadi gesekan antara masa pendukung calon, konflik internal dan eksternal partai dan simpatisan, money politic, dan validasi data.
“Untuk menciptakan kondusitifitas wilayah, mudah saja apabila seluruh komponen aparatur keamanan TNI POLRI, pemerintah, tokoh agama, pemuda, masyarakat berperan serta menciptakannya,” ujar Lettu Dedi. (beda/CNCs)