Pesantren dan Ekonomi Islam

ciamisnews
ciamisnews

Oleh: Irfan Soleh *

Ekonomi islam atau ekonomi syari’ah mengalami perkembangan yang sangat pesat di indonesia salah satu contoh kongkritnya adalah sektor perbankan syari’ah dengan angka pertumbuhan 18,8 persen secara tahunan (year on year). Saat ini sudah terdapat 11 Bank Umum Syari’ah, 23 Unit Usaha Syari’ah dan 163 BPR Syari’ah dengan total aset mencapai Rp 234,08 triliun (Republika 10/04/14)

Perbankan syari’ah masih terus tumbuh namun angkanya namun masih dibawah 20 persen bahkan belum mampu menembus lima persen dari total pangsa pasar perbankan pada umumnya. Kenapa bisa seperti itu? Jawabannya pasti sangat beragam dan kompleks. Apakah mungkin karna pengkajian dan pendidikan formal ekonomi syari’ah pada umumnya masih terbatas di perguruan tinggi dan belum membumi di lingkungan pesantren-pesantren? Sejauh mana peran pesantren saat ini dalam mengembangkan ekonomi islam? Apa perlu membuat model pesantren ekonomi islam?

Pondok pesantren mempunyai andil besar dalam proses perubahan sosial (social change) di tengah masyarakat. A. Halim, Rr.Suhartini, dkk, (2005) menyatakan bahwa Pondok pesantren sesungguhnya berujung pada tiga fungsi utama yaitu: pertama, sebagai pusat pengkaderan pemikir-pemikir agama (center of excellence). Kedua, sebagai lembaga yang mencetak sumber daya manusia (human resource). Ketiga, sebagai lembaga yang mempunyai kekuatan melakukan pemberdayaan pada masyarakat (agent of development). Sehingga menurut fungsi-fungsi tersebut pesantren punya tanggung jawab memahamkan masyarakat akan sistem ekonomi islam.

Peran apa yang sudah dilakukan pesantren? DR. H.M. Hamdan Rasyid, MA (2012) mengatakan bahwa Secara garis besar, peran strategis pesantren dalam ekonomi syariah ada dua: Pertama, peran pengembangan keilmuan dan sosialisasi ekonomi syariah ke masyarakat. Contohnya pesantren salafiah syafi’iyah sukorejo menerbitkan buku yang berjudul pemikiran Kiai As’ad tentang ekonomi islam juga pesantren sidogiri yang menerbitkan buku ekonomi islam versi salaf. Buku-buku tersebut bisa menjadi media dakwah ekonomi islam disamping materi ceramah dan khutbah jum’at para kiai yang bertemakan ekonomi islam.

Kedua adalah peran mewujudkan laboratorium praktek riil teori ekonomi syariah dalam aktivitas ekonomi. Pesantren Sidogiri Jawa Timur mempunyai BMT yang mengalami pertumbuhan signifikan. Hingga 2010, omzet keseluruhan mencapai Rp1,3 triliun dalam setahun. Cabang-cabang BMT dan Kopontren mencapai 180 unit di seluruh Indonesia. Tidak hanya lembaga keuangan, pesantren pun banyak memiliki bisnis syari’ah yang riil baik dibidang pertanian, peternakan dan ritel.

Pesantren harus mempunyai target output santri yang tidak hanya terampil membaca dan memahami kitab kuning tapi juga mempunyai keahlian praktis khusus dalam bidang-bidang lain seperti bahasa asing, pertanian, peternakan, perdagangan dan sistem keuangan islam. Keterampilan khusus tersebut bisa menjadi warna dan menambah daya saing pesantren. Alhamdulillah sekarang mulai bermunculan pesantren agribisnis, pesantren wirausaha dan pesantren ekonomi islam.

Pesantren Terpadu Ekonomi Islam (PTEI) Multazam merupakan contoh kongkrit model pesantren ekonomi islam, pesantren yang mempunyai visi mencetak peserta didik yang shaleh, cendikia, mandiri, tangguh, peduli dan berprestasi, serta memiliki jiwa entepreneur yang islami. Di pesantren ini, santri harus memahami sistem ekonomi islam, berprilaku islami dalam bermu’amalah, mengikuti pelatihan dan magang agar mampu mengelola bisnis syari’ah

Menurut kepala pusat pengembangan penelitian dan pendidikan pelatihan kementrian agama H Abdul Jamil, jumlah santri pondok pesantren di 33 provinsi di seluruh indonesia mencapai 3,65 juta yang tersebar di 25.000 pesantren (republika 19/0711). Bayangkan seandainya para kiai dan santri-santri di seluruh indonesia melek terhadap sistem ekonomi islam tentu perkembangan perbankan syari’ah dan lembaga keuangan syari’ah lainnya akan maju pesat. Bahkan apabila model pesantren seperti PTEI Multazam yang visi misinya sangat concern terhadap ekonomi islam semakin banyak berdiri bukan mustahil indonesia akan jadi pusat ekonomi islam dunia, Semoga…

*Pegiat Ekonomi dan Bisnis Syari’ah tinggal di Ciamis

Share This Article
Leave a comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *