Pesta demokrasi rutin lima tahunan yang akan digelar April 2019 mendatang semakin ramai diperbincangkan masyarakat. Di hampir semua kalangan, dukung mendukung dan adu argumen terjadi begitu seru. Masing-masing punya alasan rasional dan emosional untuk mendukung dan memenangkan paslon yang diinginkannya. Demikian juga di kalangan santri, perbedaan dukungan juga kerap muncul. Tak jarang perdebatan di kalangan ini disertai dalil-dalil agama untuk menyokong dan melegitimasi argumennya. Tidak mau larut dalam perdebatan yang tidak bermanfaat, para santri di Banten menggelar do’a bersama agar pilpres 2019 dapat berjalan lancar, adil dan aman. Do’a bersama digelar di Cilegon, Banten, Kamis (20/9).
Dalam do’anya para santri juga memohon agar hajat Kiyai Ma’ruf Amin dikabulkan. Mereka berharap tokoh ulama Banten itu terpilih menjadi wakil presiden Republik Indonesia mendampingi Joko Widodo. Menurut para santri, terpilihnya Ma’ruf Amin akan menjadi kebanggan bagi dunia pesantren sekaligus menunjukan kepada khalayak bahwa santri bisa jadi pemimpin negara. “Di awal reformasi, tokoh yang pernah menjadi santri pondok pesantren yakni KH. Abdurahman Wahid berhasil menjadi presiden, kini setelah sekian lama, kembali seorang santri akan masuk ke istana menjadi orang nomor dua di negara ini,” demikian disampaikan Umar Faruq Al-Bantani, koordinator pelaksana kegiatan kepada media sesaat setelah acara digelar.
Umar Faruq berharap semua santri di Indonesia mendukung dan bergerak memenangkan Kiyai Ma’ruf Amin. Dengan demikian kalangan santri bisa mudah menyampaikan aspirasi sekaligus menunjukan mobilitas vertikal kaum sarungan ke pusat kekuasaan. “Tentunya para santri akan senang, kita yang suka diremehkan dengan istilah kaum sarungan, kini justru masuk ke pusat kekuasaan dan punya kekuasaan. Dengan itu negara bisa diisi dengan program pembangunan bernafaskan Islam,” pungkasnya. (CN)