Curah Hujan Tinggi, Ratusan Hektar Sawah di Lakbok Ciamis Terendam Banjir

ciamisnews
ciamisnews

Ciamis, (@jawabaratnews),- Puluhan bahkan ratusan hektar sawah di empat desa di wilayah Kecamatan Lakbok, Puloerang, Kelapa Sawit, Sukanegara, dan Kertajaya terendam banjir. Penyebabnya, curah hujan tinggi serta saluran pengairan mengalami pendangkalan atau sedimentasi.

Bisa dibayangkan, para petani dan pemilik sawah akan merugi akibat kejadian tersebut. Pasalnya, padi yang baru berusia 30 sampai 40 hari itu terancam mati karena tergenang dalam air banjir dengan ketinggian 60 centimeter tersebut.

Didi (50), petani asal Puloerang, Jum`at (4/1), mengaku sudah mengeluarkan biaya sebesar Rp 7 juta pada musim tanam kali ini. Biaya itu meliputi pengolahan tanah, pembibitan, dan pupuk.

Kepada HR, Didi menuturkan, sekarang ini hanya bisa “gigit jari” melihat sawah miliknya terendam banjir. Meski hal itu diakibatkan karena faktor alam, dia juga menilai banjir yang terjadi disebabkan lantaran saluran irigasi di wilayah itu tidak berfungsi dengan baik.

“Seandainya saja saluran pengairan berfungsi, atau pendangkalan yang terjadi pada salurannya dikeruk, banjir ini tidak akan terjadi,” ungkapnya.

Didi berharap, Pemerintah Kab. Ciamis turun langsung ke lapangan, melihat kondisi saluran irgasi yang ada di wilayah Kec. Lakbok. Dengan begitu, diharapkan pemerintah bisa mengalokasikan angggaran untuk mengantisipasi banjir yang menimpa petani.

Sementara itu, Kepala BP3K Kec. Lakbok, Endun SP., ketika dihubungi melalui handphonenya, Jumat (4/1), membenarkan area pesawahan di wilayah Kec. Lakbok terendam air alias kebanjiran.

Akibatnya, tanaman padi yang baru berusia antara 30 samapi 40 hari itu mengalami kerusakan, bahkan mati. Dan tentunya hal itu membuat petani atau pemilik sawah merugi hingga jutaan rupiah.

Endun menyebutkan, total area pesawahan yang mengalami kebanjiran mencapai sekitar 400 hektar, dengan total kerugian mencapai sedikitnya Rp 350 juta. Dia mengakui, penyebabnya akibat curah hujan yang tinggi, ditambah kondisi saluran air yang sudah mengalami sedimentasi.

“Kerugian dari kejadian ini menghabiskan biaya dengan nominal uang yang lumayan cukup besar,” pungkasnya. (HR/andri)

Share This Article
Leave a comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *